Kajian Seni Rupa Dan Desain Analisis Konsep Desain Logo

 


Pendahuluan

Apa Itu Desain Logo?

Sebelum mengetahui pentingnya logo bagi sebuah perusahaan, terlebih dahulu Anda perlu mengetahui apa yang sebenarnya dimaksud dengan desain logo. Menurut pengertiannya, desain logo merupakan brand atau merek sebuah perusahaan yang berfungsi sebagai pencitraan perusahaan tersebut.

Desain logo mempunyai unsur yang mampu melambangkan perusahaan Anda serta membedakannya dengan perusahaan lain. Desain logo harus mampu diterima dengan baik oleh masyarakat luas, yang mana menjadi salah satu kunci penting untuk menarik hati calon konsumen. Oleh karenanya, pembuatan logo harus benar-benar diperhatikan dengan baik.

Dalam pembuatannya, desain logo harus memperhitungkan berbagai aspek. Misalnya saja teori komunikasi visual yang akan membuat desain logo mampu merepresentasikan perusahaan Anda dengan baik. Selain itu, aspek filosofi juga perlu diperhatikan untuk memperkenalkan citra perusahaan kepada masyarakat.

Kerangka teoritik metodologi

Desain logo melibatkan berbagai teori dan konsep yang membantu desainer dalam menciptakan logo yang efektif dan bermakna. Berikut ini adalah beberapa komponen utama dalam kerangka teoritik metodologi desain logo:

1. Teori Warna

Psikologi Warna bagaimana warna mempengaruhi emosi dan persepsi. Misalnya, merah sering dikaitkan dengan energi dan kegembiraan, sementara biru dikaitkan dengan kepercayaan dan profesionalisme. Teori Warna penggunaan roda warna untuk memahami hubungan antara warna primer, sekunder, dan tersier serta harmoni warna seperti komplementer, analog, dan triadik.

2. Tipografi

Psikologi Huruf pengaruh jenis huruf terhadap persepsi merek. Misalnya, serif sering dianggap lebih tradisional dan tepercaya, sedangkan sans-serif dianggap lebih modern dan bersih. Keterbacaan dan Legibilitas pentingnya memilih jenis huruf yang mudah dibaca pada berbagai ukuran dan media.

3. Bentuk dan Simbolisme

Geometri dalam Desain penggunaan bentuk dasar seperti lingkaran, segitiga, dan persegi serta konotasi psikologisnya. Simbolisme makna budaya dan universal dari simbol yang digunakan dalam logo. Misalnya, daun mungkin melambangkan pertumbuhan atau alam.

4. Prinsip Desain Grafis

Kesatuan (Unity): Bagaimana elemen-elemen dalam desain logo bekerja bersama secara harmonis.

Keseimbangan (Balance): Distribusi visual elemen desain, baik itu simetris atau asimetris.

Kontras (Contrast): Penggunaan perbedaan dalam warna, ukuran, dan bentuk untuk menarik perhatian dan menciptakan hirarki visual.

Proporsi (Proportion): Hubungan ukuran antara berbagai elemen dalam desain.

5. Teori Gestalt

Prinsip-prinsip Gestalt bagaimana manusia secara alami mengorganisir elemen visual menjadi pola dan bentuk yang berarti. Prinsip-prinsip ini termasuk kesamaan, kontinuitas, penutupan, dan kedekatan.

6. Brand Identity dan Komunikasi

Pemosisian Merek bagaimana logo harus mencerminkan posisi dan nilai dari sebuah merek dalam pasar. Konsistensi Visual pentingnya menjaga elemen visual yang konsisten di seluruh materi branding untuk membangun pengenalan dan kepercayaan.

7. Teknik dan Proses Kreatif

Penelitian dan Analisis memahami target audiens, kompetitor, dan tren industri sebelum memulai desain. Brainstorming dan Sketsa mengembangkan berbagai ide dan konsep melalui sketsa tangan sebelum digitalisasi. Refinemen dan Umpan Balik menggunakan umpan balik dari klien dan pengguna untuk menyempurnakan desain.

8. Implementasi dan Adaptasi

Versatilitas mendesain logo yang dapat bekerja dengan baik di berbagai media dan ukuran. Adaptasi Digital dan Cetak memastikan logo dapat diterapkan secara efektif baik dalam format digital maupun cetak.

Dengan memahami dan menerapkan kerangka teoritik ini, desainer dapat menciptakan logo yang tidak hanya estetis tetapi juga efektif dalam menyampaikan pesan merek dan menarik audiens target dan juga desainer dapat menciptakan logo yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga efektif dalam menyampaikan identitas dan nilai sebuah merek.

Teori kognitif

Dalam konsep desain logo berfokus pada bagaimana otak manusia memproses informasi visual dan bagaimana desain dapat mempengaruhi persepsi, pemahaman, dan ingatan. Berikut adalah beberapa aspek penting dari teori kognitif yang relevan dengan desain logo:

1. Teori Gestalt

Teori Gestalt menjelaskan bagaimana manusia cenderung melihat pola dan struktur keseluruhan daripada sekadar kumpulan bagian-bagian terpisah. Prinsip-prinsip Gestalt yang relevan untuk desain logo meliputi:

Keseluruhan vs Bagian (Holisme): Manusia cenderung melihat logo sebagai satu kesatuan yang utuh.

Kedekatan (Proximity): Elemen-elemen yang berdekatan satu sama lain cenderung dipersepsikan sebagai kelompok.

Kesamaan (Similarity): Elemen-elemen yang mirip dalam bentuk, warna, atau ukuran cenderung dilihat sebagai bagian dari kelompok yang sama.

Kontinuitas (Continuity): Mata manusia cenderung mengikuti garis dan kurva yang mengalir dengan lancar.

Penutupan (Closure): Manusia cenderung mengisi celah dalam bentuk yang tidak lengkap untuk menciptakan bentuk yang utuh.

2. Teori Warna dalam Kognisi

Warna memiliki dampak besar pada persepsi dan emosi. Beberapa aspek penting meliputi, asosiasi warna tertentu dapat memicu asosiasi dan emosi tertentu. Misalnya, merah sering dikaitkan dengan energi dan keberanian, sedangkan biru dikaitkan dengan ketenangan dan kepercayaan. Diferensiasi Warna menggunakan warna yang kontras dapat membantu elemen-elemen logo menonjol dan mudah dikenali.

3. Teori Semiotika

Semiotika adalah studi tentang tanda dan simbol. Dalam konteks kognitif, penting untuk memahami bagaimana elemen-elemen visual dalam logo menyampaikan makna:

Ikon gambar yang secara langsung mewakili objek atau konsep. Indeks tanda yang menunjukkan hubungan sebab-akibat dengan objek yang diwakilinya. Simbol tanda yang maknanya ditentukan oleh konvensi atau kesepakatan budaya.

4. Pengaruh Emosional dan Kognitif

Emosi memengaruhi bagaimana informasi diproses dan diingat. Desain logo yang efektif sering kali memanfaatkan elemen-elemen yang memicu respons emosional positif:

Asosiasi Emosional menggunakan elemen desain yang memicu emosi positif, seperti kebahagiaan, kepercayaan, atau keamanan. Cerita Visual Logo yang menceritakan sebuah cerita atau memiliki narasi visual dapat menciptakan hubungan emosional yang kuat dengan audiens.

Contoh Aplikasi dalam Desain Logo

Misalnya, logo Apple menggunakan prinsip-prinsip teori kognitif berikut:

Kesederhanaan dan Keunikan: Logo Apple sangat sederhana dan unik, mudah dikenali dan diingat.

Gestalt – Penutupan: Bentuk gigitan pada apel menciptakan efek penutupan yang menarik perhatian dan menambah keunikan.

Asosiasi Warna: Warna monokromatik yang sering digunakan memberikan kesan modern dan elegan.

Cerita Visual: Gigitan pada apel dapat mengisyaratkan pengetahuan dan inovasi, mengacu pada cerita tentang Isaac Newton dan apel, serta mitos tentang pengetahuan dalam budaya Barat.

Pragmatisme desain logo

Tampilan logo dari pragmatisme Charles Sanders Peirce. Menurut Charles Sanders Peirce jika kita ingin mengetahui makna yang ada dibalik tanda, maka ada baiknya kita melihat dari sisi objek, ground dan interpretan. Untuk lebih jelasny, peneliti akan memaparkan beberapa kerangka teori yang terkait langsung dengan pembahasan dalam upaya mengupas satu persatu dari bagian-bagian terpenting sejalan dengan paparan dari teori Peirce. Logo merupakan suatu bentuk gambar atau sekedar sketsa dengan arti tertentu dan mewakili suatu arti dari perusahaan, daerah, perkumpulan, produk, negara dan hal-hal lainnya yang dianggap membutuhkan hal-hal lainnya yang singkat dan mudah diingat sebagai pengganti dari nama sebenarnya (Caniago, 2012). Sejalan dengan definisi dari logo yang mana asal kata logo berasal dari Bahasa Yunani logos, yang memiliki arti kata, pikiran, pembicaraan, akal budi. Awalnya yang lebih populer adalah istilah logotype, bukan logo. Dalam hal ini, logo yang dimaksud bisa menggunakan elemen apa saja seperti tulisan, gambar, logogram ilustrasi dan lainnya (Rustam, 2009:12).

Teori semiotic dari Peirce, lebih menekankan pada logika dan filosofi dari tanda-tanda yang ada di masyarakat dan seringkali disebut sebagai ‘grand theory’ dalam semiotika. Menurut Peirce, logika harus mempelajari bagaimana orang bernalar. Penalaran itu, menurut hipotesis teori Peirce yang mendasar, dilakukan melalui tanda-tanda.”Tanda-tanda memungkinkan kita berpikir, berhubungan dengan orang lain, dan memberi makna pada apa yang ditampilkan oleh alam semesta. Manusia mempunyai kemungkinan yang luas dalam keanekaragaman tanda; diantaranya tanda-tanda linguistic merupakan kategori yang penting, tetapi bukan satu-satunya kategori”. Metode semiotika dicirikan oleh adanya dua prosedur penelitian utama yaitu, penelitian sejarah dan interpretasi.

Kesimpulannya

Salah satu aspek yang paling menarik dari konsep desain logo adalah konsep dalam menanamkan gerakan atau sebuah kegiatan yang akhirnya menjadi sebuah logo. Tentu saja hal ini memang selalu tidak tepat, namun akan dapat memberikan dorongan apa saja yang dibutuhkan, baik itu dari sudut pandang visual ataupun konseptual. Dalam setiap logo juga harus mempunya sebuah makna, atau cerita. Sehingga akan jauh lebih bermakna dari hanya sekedar sketsa. Tentu logo yang kuat akan dipenuhi dengan makna atau arti yang tampak maupun yang tersembunyi.

Bagi Anda yang bergelut dalam konsep desain logo mungkin klien Anda akan berfikir bahwa semua yang diinginkan adalah sesuatu yang sejuk dimata. Namun, yang Anda berikan malah logo yang mengikat pada nilai perusahaan. Sehingga Anda akan meniup pemikiran mereka agar tertarik dengan konsep desain logo karya Anda.

Komentar

https://mabdulrizky.wordpress.com/2024/03/04/hello/

Kumpulan Literature Review Jurnal : Desain Logo